“Pengecekan pertama, perizinannya ada apa engga. Kedua, kapabilitas dokternya ini apakah memiliki sertifikasi untuk melakukan itu (operasi sedot lemak) apakah dia memang dokter khusus di bidang itu, nanti kita dalami,” ujar Arya.
Arya mengatakan, ENS mengalami pecah pembuluh darah saat menjalani operasi sedot lemak. Arya menjelaskan, korban menjalani operasi sedot lemak pada bagian lengan kanan dan kiri.
“Pembuluh darahnya pecah, sehingga mengakibatkan korban ini harus dirawat lebih intensif dan meninggal dunia pada akhirnya,” kata Arya.
Saat proses operasi sedot lemak berlangsung, korban ditangani oleh dokter berinisial A dan dua orang perawat, yakni K dan T.
Arya mengungkapkan, klinik kecantikan tempat ENS menjalani operasi sedot lemak pernah dilaporkan ke polisi pada 2023. Klinik itu dilaporkan atas kasus dugaan malapraktik yang sama.
“Sebelumnya sama sedot lemak juga di tahun 2023. Tetapi kita tidak mendalami lagi soal itu, pokoknya kejadian sama tahun 2023,” ujar Arya.
Saat itu, terdapat pasien mengeluhkan efek samping setelah menjalani prosedur kecantikan di klinik tersebut.
Namun, kasus tersebut tidak dilanjutkan karena pihak korban mencabut laporannya. “Seperti mungkin ada kesepakatan antara pihak klinik dan korban. Kalau tidak salah, korbannya masih ada (hidup),” ujar Arya.[]