CARA SEHAT | Dalam praktik medis, dr. Ni Wayan Agustini Selumbung, M.Biomed., Sp.A, seorang dokter spesialis anak di Kabupaten Buleleng, Bali, menjelaskan bahwa pemberian imunisasi polio tidak disarankan untuk anak berkebutuhan khusus yang terdiagnosa HIV atau sedang menjalani terapi jangka panjang. Namun, pada kondisi sebaliknya, jika kesehatan anak berkebutuhan khusus dalam keadaan optimal, imunisasi polio masih bisa dilakukan.
“Ada beberapa kondisi anak yang tidak boleh diberikan vaksin polio, seperti menderita aids, atau anak dengan pengobatan steroid jangka panjang karena daya tahan tubuhnya pasti rendah,” kata Agustini dilansir RRI.co.id, Jumat (26/7/2024).
Lebih jauh disoroti oleh Agustini bahwa imunisasi polio memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan anak. Karena dampak dari penyakit polio sendiri sangat serius, mulai dari kecacatan hingga kelumpuhan permanen bahkan kematian. Saat ini belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan penyakit polio, oleh karena itu imunisasi merupakan langkah pencegahan yang sangat efektif untuk melindungi anak dari penyakit ini.
“Sampai sekarang belum ditemukan obat polio itu. Jadi tentu penyakit itu akan mempengaruhi kualitas hidup anak, berimbas ke keluarga, bahkan ke depannya berdampak bagi bangsa dan negara karena kualitas generasi yang tidak sehat,” ujarnya menambahkan.
Vaksin polio kata Agustini minim efek samping. Tapi secara garis besar, efek yang mungkin saja terjadi adalah mual dan muntah karena vaksin tersebut diberikan untuk area pencernaan.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak para orang tua untuk meningkatkan kesadaran melindungi anak-anak dari penyakit polio melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. PIN Polio serentak telah dimulai sejak 23 Juli hingga Agustus 2024 yang dipusatkan di puskesmas, posyandu, dan sekolah yang tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Buleleng.[]